membuat kuda tersenyum…bahkan tertawa?


ada kuda tersenyum bahkan tertawa?? Kok bisa?? Ini ceritanya
Kemarin saya ada dengar sesuatu yang mengagetkan. Ada demo di satu perusahaan. Demo menolak calon manager pengganti manager sebelumnya yang resign. Sebegitunya sih. Dunia pegawe sudah berkembang begitu hebat apa ya? Sampe boleh milih siapa pimpinannya. Pegawe sekarang sudah begitu pinter dan kuat kali ya?

Btw, dari kejadian itu saya jadi berpikir panjang. Panjaaaaang banget sampe saya nglamun dan hampir nyerempet. Begini : eng ing eeeeeng… jreeeng ( kartun bangeet ).

Kadang, kita jadi bisa begitu utuh menilai kehadiran seseorang justru ketika dia sudah pergi dari hadapan kita. Justru ketika dia sudah tidak hadir lagi di tengah kita.

Misal peran bapak. Justru terasa perlunya kita punya bapak ketika bapak kita sudah awarahum ( = is dead )!! Kalo nda ada bapak kayaknya lebaran nda ada yang menyatukan anak-anaknya untuk pulang kampung deh. Nda ada bapak kayaknya duit kita jadi kurang bermakna karena nda ada lagi yang bisa kita kirimin duit saban bulannya.

Misal lagi : nda ada pembantu… kita baru merasa kehilangan orang yang sangat helping kita urusan kebersihan rumah. Juga kehilangan, nda ada lagi yang mijit-mijit dan ngerok-in punggung ( hare gene!!). Nda ada lagi yang nimpalin kalo kita berteriak "Neeeeeem…." dengan jawaban " iya nyaaaaah" yang merdu dan sendu

Saya jadi inget aa' gym pernah menulis dari ilmunya emha ainun najib : berdasarkan sifat kehadirannya, maka orang dibagi dalam 5 kategori. Orang wajib : orang yang kalo dia ada semua jadi cerah, semua jadi senang, sebaliknya kalo dia nda ada orang merasakan kehilangan
Orang sunnah : orang yang kalo dia ada orang jadi senang, tapi kalo dia nda ada yaaaa orang nda nyari dia
Orang mubah : ada dan nda adanya dia nda ngaruh… kata teman saya yang sunda - nda nge-pek ….
( ngefek kang, ngefek. Dan dia langsung sewot : siapa bilang oang sunda nda bisa ngomong ep (f).. Itu pitnaah…..pitnaaah)
Orang makruh : kalo dia ada ya nda papa sih, kalo dia nda ada eeee ternyata lebih baik
Orang haram : kalo dia ndak ada dunia rasanya surga deh. … maap kalo salah kutip, bukunya udah lama dan nda tahu ada dimana lagi..

Kadang kita hidup begitu mementingkan hasil, tidak mementingkan hubungan. Yang penting omzet naik, lupa ngasih ucapan trima kasih pada kontributor omzet naik, yaitu anak buah. Yang penting unit usaha anda, departemen anda, berprestasi. Lupa menjalin hubungan yang erat dengan pemain di dalamnya. Anda tipe yang hanya mementingkan hasil atau tipe yang mementingkan hubungan tampak ketika anda pergi nanti. Seberapa mengingatnya mereka tentang anda. Menurut saya, ini menjadi penting manakala anda ingin satu hari nanti sukses beralih jadi tdb ke full tda, bahkan full tda yang sukses. Mereka semua adalah asset network anda, asset orang yang mau support anda, asset orang yang mau mendukung bisnis anda, bahkan ada saja loh kemungkinan dari emreka anda dapat peluang usaha baru, peluang pendanaan, dsb.

Saya jadi nginget-nginget lagi, apa saja sih yang bisa dilakukan sebagai teman, sebagai atasan, sehingga hubungan kita pada mereka bisa jadi asset kita menuju full tda, full tda yang sukses. Sukses menapaki jenjang menuju lebih tinggi, banyak support, luas jaringan, disukai banyak orang, didoakan kebaikan banyak orang, membawa manfaat :

Pertama : kencan pribadi
Entah anda atasan (tda or tdb), entah anda staff biasa, selalu menarik untuk mengajak satu per satu teman/ anak buah anda untuk berkomunikasi hanya berdua saja. Sebaiknya informal. Misal makan siang bareng. Dimana anda bisa menggali lebih dalam siapa dibalik si ijo ini, si kuning ini. Mereka juga bisa tahu siapa Anda yang paling apa adanya. Saya dulu ada beberapa anak buah. Dan saya gilir tiap minggu sekali saya ngajak satu-satu bareng makan siang. Hanya berdua. Kalo makan siang bareng rame-rame sih udah tiap hari. Tapi ini istimewa, hanya berdua. Dan saya senang menikmati acara 'aneh' ini. Pertama karena 90% anak buah saya wanita…. hehehe, kedua cari peluang selingkuhan…. ( kayaknya ada yang ngacungin clurit nih ).
Amazing, saya jadi tahu kenapa dia begitu pendiam dan jarang berbagi senyum, ternyata dia dari keluarga yang brok…., saya jadi tahu kenapa seorang yang lain terlambaaat melulu. Sesudah kencan pribadi itu, sekian persen saya rasakan akan ada produktivitas naik, mungkin karena dia berterimakasih saya mau dengar dia, sehingga dia juga mau dengar saya, harapan saya. Benar benar mujarab, prosesnya fun, dan kesannya long lasting. Terakhir mereka yang suka nantangin, minta jatah di'kencani', karena ada masalah katanya, heheh kebiasaaan. Ternyata mau pinjam duit…. Gedubrak, grompyaaaang!!

Kedua : Friday rainy lonely
Sering kita terjebak dalam sikap 'mahal kasih ucapan terima kasih'. Terutama justru ke orang terdekat yang sehari-hari ketemu. Bisa pasangan, bisa rekan kerja - bawahan, peer, atasan. Saya ada permainan seru. Saya menyebutnya "Friday rainy lonely kelaut aje". Masing-masing anggota sesama dept, ato 1 cabang kalo anda sudah tda dan punya toko, dikasih kertas sejumlah anggota. Lalu suruh tulis surat ucapan terimakasih ke masing-masing anggota yang lain. Menyatakan betapa berharganya si teman itu di matanya. Nanti si Ungu misalnya akan menerima sekian surat dari temannya yang lain. Dan disimpan, nanti dia boleh baca kalo dia lagi mengalami hari yang membosankan, nyebelin, capek, Friday rainy lonely day. Udah jumat.. hujan.. sendirian.. bokek… bete deh.
"dear Ungu, thanks ya selama ini kamu selalu mbantuin aku ngembangin ikhwan agency ini. Dari ngrapiin pembukuan, laporan penjualan, ngatur sekedul pembayaran ke supplier… dan banyak lagi kerjaan tambahanmu. nggak kebayang disini aku tanpa peran mu. Sungguh. Belum pernah aku sebelumnya punya rekan kerja seperti diri mu. So support. Kamu yang terbaik yang pernah aku punya. Sungguh!! Aku sangat tahu kontribusi positifmu ini. Pertahankan semangatmu dan tularilah aku dan yang lain. Tertanda Pailul - atasnya direktur.
Orang merasa kuat ketika dia merasa diterima dan dihargai…. Surat-surat itu mbikin orang merasa sangat dihargai dan diterima, maka dia akan jadi kuat. Surat-surat itu bikin tangguh seseorang di medan pelayanan customer yang terkadang begitu berat dan menjemukan.
Dan ternyata… masing-masing mengerjakannya lamaaaa gitu. Mencari kelebihan seseorang untuk dituangkan dalam surat pujian ternyata susah. Karena kita lebih gampang cari kekurangan orang lain.

Ketiga : lomba lomba
Saya dulu di departemen customer service, kinerjanya berhubungan dengan leadtime oleh pengerjaaan departemen lain, departemen produksi. Hitungannya jam, bukan hari. Jadi tingkat diburu-burunya tinggi dan itu bikin stress banget. Kami bikin kerja jadi fun dengan cara salah satunya bikin lomba-lomba. Lomba bikin tempelan kata-kata motivasi. Lomba kreditnote terendah. Yang seminggu ini paling konsisten rapi ketika ninggalin meja waktu pulang. Makin sering ngadain, makin kreatif bikin lomba, dari aktivitas keseharian yang bisa diukur.

Keempat : catch the fish
Pujian instan. Nah ini lebih umum, bisa dilakukan ke bawahan langsung, bawahan dept lain ( toko cabang lain ), sesama peer, bahkan atasan. Pokoknya ketika tertangkap telinga / mata / denger dari orang lain ada yang doing well / excellent job, buru-buru kasih ucapan selamat. Kalo bisa nyolok saat ngelakukannya - depan banyak orang atau kalo email ya di cc ke banyak orang.
"kemarin malam si abang lembur sampe jam 10 malam menyelesaikan persiapan paket sekaligus untuk kiriman stok lensa 3000 pasang agar siap terkirim pagi ini. Pekerjaan yang luar biasa. Inisiatif yang luar biasa. Extra mile yang luar biasa. Terima kasih abang"
"si pink kemarin berhasil menangkap kesalahan dan menyetop prosesnya, sehingga kita terhindar dari kerugian sebesar 8 juta rupiah."

Sebenarnya banyak lagi yang bisa kita lakukan dalam membangun hubungan. Prinsipnya, ketika kimianya ada, maka reaksi positifnya bisa luar biasa. Dalam keseharian kita yang begitu penuh tekanan dan cenderung mekanis dan hanya memperhatikan angka, kualitas hubungan hubungan kadang kita abaikan. Tulisan ini sekedar refresh ringan aja. Bukan maksud menggurui, wong tukang angon wedhus kok ngajar, hehe.

Bayangkan kita hari ini resign, lalu mau bisnis (misalnya) asuransi. Semua orang terpikir sebagai potensi pasar. Pertama yang kebayang di kita siapa lagi kalo bukan kenalan-kenalan kita. Mantan rekan kerja, saudara dekat, saudara jauh. Ketika anda bikin list, apa yang terjadi di pikiran anda… "aduuh iya ya, aku kan ada sodara di depok, pasti dia mau. Tapi gimana ya, aku sudah lama nggak kontek-kontek dia. Mosok pertama kali kontek-kontek lagi langsung aku sodorin dagangan. Nda enak bangeet". Yang kita ukur pada saat itu adalah kualitas hubungan kita, dan bukan seberapa besar prestasi kita di angka.

Ketika kita resign, entah dari kerjaan, entah dari dunia fana ini, yang tersisa dan berbekas adalah kualitas hubungan itu. Bukan angka-angka. Mosok kita lagi sekarat lalu nanya ke yang ada di sekitar kita "gimana bulan ini kita achieve bujet nda? Growth berapa?" pasti yang kita tanya dan kita inget "kok si Biru nda dateng ya?" "aku ada salah sama Merah, bilangin dia aku minta maaf"… adegannya kayak sinetron hidayah ya??

Dengan selalu ingat untuk me-recharge kualitas hubungan kita dengan sekitar, dengan anak, dengan pasangan, dengan rekan kerja, tahu-tahu tanpa sadar kita juga akan berubah, menjadi orang yang lebih hangat, lebih care. Kita jadi lebih telaten pada proses. Karena ketika kita ngajari sesuatu misalnya, kita inget bukan pada hasilnya nanti, tapi ini kesempatan kita untuk interaksi dengan dia dan itulah yang lebih dikenang dan bisa kita tuai hasilnya, lebih besar dari ilmu yang sedang kita ajarkan. Kita tahu-tahu ter-upgrade jadi "orang wajib". Kehadiran kita membawa nilai tambah, kalo kita nda ada orang jadi kehilangan.

Saya yakin orang seperti itu, dimanapun dia berada, bikin semua orang seneng. Bahkan mungkin kuda pun, dekat dia, bisa tersenyum... bahkan tertawa… tertawa bahagia…. Walau kita juga heran, ini kuda jenis apaaaa? Hmmm, kuda yang aneeeh.

Kata sang kuda… posting-an yang aneh juga.

0 komentar: