Part 3 : LHA Menjadi Halah-Halah

Akan ada masanya… ketika rejeki itu seperti tercurah dari atas sana. Ketika kemudahan itu beruntun-runtun seolah kita begitu istimewa. Saat itulah kita hanya bisa menggeleng-nggeleng… halah halah… alhamdulillah… halah-halah

Misal yang saya alami.
Dua minggu ujicoba kios di mall ternyata diijinkan untuk perpanjang jadi sebulan.
Sebulan menjelang habis, merasa enak punya kios di mall, saya jadi ada LOA lain… pingin berketerusan punya kios di mall.
Bagaimana kemungkinannya… miliki aja kiosnya.
Saya jadi tahu ada istilah KPK, Kredit Pemilikan Kios…
Masuk etape Lho berikutnya. Lho kok saya nda tahu caranya.
Mulailah sesi berikutnya belajar ke bank bank bagaimana dapat kredit untuk punya kios.
Muncul lho berikutnya… lho bisnis saya ternyata sangat tidak bankable…
Bisnis saya baru di tingkat bank kesel ( bank bikin kesel ) bukan bankable
Jahat banget lu Bank, nolak melulu, nda ada pembelaan wong cilik…
wah pokoknya sia-sia deh usaha saya udah pake sepatu dan berbaju rapi…
Padahal kalo ngerti untuk dapat sepatu saja usaha saya lumayan extra… hehe
lha kan sudah setahun resign, jadi udah lupa cara pake sepatu dan naruhnya dimana ?!!!#@*((>


Waktu udah menjelang habis.
Saya cuma bilang ke rekan saya, cariin alternatif kios lain deh, di mall itu juga. Yang sewanya murah.
Bayarnya ntar pake bismillah.
Pokoknya sekali di mall tetep buka di mall.
Karena hari-hari itu diliputi napsu kayaknya kumis saya saat itu cepat panjang… tapi rambut kok jadi pendek ya… oooh ketarik kali ya… beneran nda sih??

Ternyata ada
tapi sewanya total biaya setahun 20juta-an… halah duit dari mana lagi. Etape Lho! yang gede buat kita saat itu??
Tapi akan ada masanya emang ketika kita sudah sampai ke halah-halah tadi. Banyak miracle happen.

Tahu tahu ada teman yang nelpon dan say hello dan tanya-tanya kemajuan usaha. Nda salah dong saya cerita lho lho tadi…
Setengah jam kemudian ternyata sang kawan menelpon lagi. Oke mas aku support deh. Aku invest-in dana ke usaha itu.
Subhanallah. Kalo sudah sampe di halah-halah, Allah njawabnya cepet banget.
Tapi ada Lho lain lagi.
Tapi ketika kami kumpulkan dana yang ada, ternyata cuma terkumpul separo dari yang diperlukan.
Tapi ada halah-halah susulan.
Manajemen mall keluarkan program khusus short term sewa,
sehingga uang separo tadi bisa cukup. Halah-halah
Bahkan bisa dicicil lagi.. Halah-halah
Sehingga ada duit bisa dipake untuk ndesain jadi kafe lagi.. Halah-halah
Yang furniturenya bisa dibayar nyicil lagi.. Halah-halah
Akhirnya jadilah… kafe herbal…
Tempat kongkow-kongkow sambil minum herbal,
makan mie herbal,
ngrokok herbal,
camilan herbal ( krupuk rasa durian, strawberry )

Kafe Herbal Tamini Square Lt UG Blok 50/5
depan carrefour belakang Optik Optima.

Buat kami, kios itu more than just kafe…

Part 2 : LHO ! Menjadi LHA !

Tidak selamanya mendung berati hujan…
Tidak selamanya ayam jago berkukuruyuk tanda pagi menjelang
Tidak selamanya punya tiket berarti bisa nonton bola ( kasus eM yU… hihihi )

Tidak selamanya LHO selalu menghadang langkah kita mewujudkan LOA
Ada masanya ketika Lho berubah menjadi LHAAAAAAA….
Ketika solusi itu ditemukan, ketika masalah itu terpecahkan, saat itulah kita berteriak LHAAAAA
Teriakan dan rasa leganya kayak kalo habis mati lampu lalu listrik se kampung nyala…

Saat-saat menghadapi beratnya hambatan, adalah baik jika kita mengingat bahwa badai pasti berlalu. Dan memang badai pasti berhenti. Matahari kan bersinar lagi. MU bisa diundang lagi. Bom toh masih bisa dirakit lagi… dan bisa dipilih tempat yang lain lagi. Jadi para wartawan masih bisa nemu berita lagi ( horor banget ya kamu Her )... Sambil nulis ini bom barusan meledak di belakang saya. Untung nya semua sudah tidur sehingga suasana ( = penciuman orang lain ) aman terkendali.

LOA saya adalah untuk punya kios di mall,
Lho ( problem ) saya adalah dana, sistem dan pengatahuan yang nda ada untuk buka di mall.
Januari, Februari, Maret hingga April dan peluang kesana belum juga ada
Semua masih menjadi Lho…

Hingga ada sebuah penawaran, yang segera saya tindaklanjuti. Thanks Pak Agustaf. You are The Hero, expecially for me.

Ketika itu saya sudah teken secarik kesepakatan, bahwa boleh uji pakai kios di mall untuk usaha saya, selama 2 minggu. Saya langsung berhadapan dengan Lho! Saya nda ada modal cukup untuk mengisinya…
saya pakai ilmu LOA saya. Pasrahkan saja…
dan itu hari Selasa.
Rabu ditoko pertama, tahu-tahu YM saya masuk sapaan. Teman SMA yang sudah lama tidak bersua.
Usaha-mu sekarang apa Her? Kayaknya tambah maju. Saya ikutan dong jadi pemodal. Begitu saja. Tanpa Ba, tanpa Bi dan tanpa Bu. Hanya HaHiHu.
Ada angin apa nih? Saya sih nda berharap banyak, tapi saya bertindak banyak, hehe. Wong mbesoknya saya langsung samperin kantornya dan dapat dananya. Hehe lagi.
Jumat saya buka toko pertama saya di mall. Saat itu LOA saya sudah terwujud !! Saya sudah menemukan Lha!!

Gampang kan ya?? Diatas kertas emang gampang. Diatas realitas kehidupan belum tentu.
Di atas realitas kehidupan malah tidak hanya gampang… tapi malah gampaaaang banget.
Mau tahu rahasianya??
Saya akan tuliskan sesudah artikel ini ... insyaALLAH kalo ada umur ya
Next, saya akan ceritakan bahwa LHA itu tidak hanya satu, dia akan datang bersama teman-teman Lha yang lain, sehingga bagi Anda yang mengalami, saking banyaknya Lha dan Lha itu ( kejutan rejeki ) maka kalo bahasa sekarang kita akan bilang halah halaaah...





Part 1 : LOA Menjadi LHO!!

Orang hidup wajib punya keinginan. Itu tandanya hidup. Dan semua orang sama, punya keinginan.
Orang hidup memperjuangkan keinginannya, … nah dibagian ini masing-masing kita beda cerita.
Ada yang gigih mewujudkannya, sampai akhirnya sampai juga,
Ada yang terhenti sejak di hambatan pertama.

Beberapa guru dunia mengajarkan seni MENGINGINKAN disebut LOA - law of attraction.
Keinginan yang jelas lah yang menggiring peristiwa alam itu sendiri mewujudkan-nya menjadi nyata.

Tapi dalam hidup berlaku juga hukum bahwa akan terjadi ujian-ujian.
Akan terjadi cobaan-cobaan sehingga jelas lah berapa kadar keinginan itu sendiri.
Serius nda, emang bener-bener mau nda keinginan itu terwujud…
Maka di kehidupan terjadilah ATHG : ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan ( pelajaran PMP masa SMA th 80-90an banget ya )

Maka sampai lah kita ke etape LHO… masa masa kita menemui ATHG
Lho kok saya nda berani terjun praktek…
sumpah saya takut melangkah, saya takut gagal, saya takut meninggalkan zona nyaman,
saya masih sayang melepas santai-santai saya di hari minggu,
saya takut ketipu,
Lho kok ternyata saya terhambat modal yo… !!
Lho kok ternyata saya nda punya keahlian di bidang itu, saya berguru ke mana nih??
Lho… dan Lho…

Masa-masa kita menghadapi LHO tak habis-habis, diatasi satu muncul LHO berikutnya.
Takut dan malas diatasi, eh muncul LHO dimasalah teknis… nda ngerti ngitung untung rugi

Saya ingat, bahwa Januari 2009 ini saya ada keinginan kuat untuk buka toko di mal… pingin bangeet. Konter herbal di mall, kayaknya keren bin prospektus. Hari hari berikutnya saya jadi sering ke mall. Malah sempet bikin kelompok mastermain-main, bukan mastermind. Niatnya sih survey gitu. Namanya juga punya keinginan, kalo belum ketahuan bentuknya untuk mewujudkan kan paling enak dibawa keluyuran.

Survey udah dilakukan, gambaran sudah kelihatan.
Segudang lho! giliran datang.
Lho modal mu dari mana Her?
Lho konsep bisnisnya udah ada belum?
Lho kalo nanti ada pegawai, sistem kerja nya gimana
Lho sistem pengawasannya belum dibikin
Lho, tunggu dulu, jangan keburu ngomongin sistem kerja dan pengawasan, pegawainya dapat dari mana yang sudah pengalaman di bidang usaha itu… Lho alah…

Lho ini lho itu, karena saking semangatnya saya lewati saja. Nda ada modal, yo cari pemodal. Maka saya maju cari pemodal. Ternyata gagal. Banyak lho yang harus saya jawab dengan benar. Sedangkan saya nda tahu jawabannya.

Akhirnya saya sadar. LOA just LOA. Dia hanya akan membimbing kita kemana akhirnya kita melangkah. Tetapi ketika melangkah, kita perlu tenaga, perlu tahu cara melangkah. Dan ternyata Lho! demi Lho! -lah yang mengajari saya untuk mengisi hari-hari berikutnya dengan banyak-banyak persiapan, sehingga one day saya lebih siap dengan peluang yang datang.

Kalau LOA akan mengubah dan mengarahkan arah hidup Anda, maka LHO akan mendewasakan Anda dalam hidup dan bisnis. Lho demi lho lah yang ketika Anda mampu menjawabnya maka menjadikan kualitas diri Anda naik. Sehingga antara LOA dan wadag kita jadi match. Dan terwujudlah mimpi dan keinginan itu.
Sudahkah LOA Anda tergambar jelas ?… Dan sudahkah LHO yang Anda hadapi Anda tuntaskan satu demi satu? Sehingga jelas terbukti keseriusan LOA Anda ??

Besok, kita akan berbincang mengenai LHO ketika menjadi LHA...

Usahawan Harus Siap Sukses


Setiap usahawan harus siap menderita… tentu! Dan itu perlu.
Tetapi setiap usahawan lebih harus siap untuk berhasil dan lalu suka cita. Dan itu lebih perlu.

Ketika menderita,
ketika usaha masih dalam perintisan dan menemui saat-saat penuh cobaan,
banyak dari usahawan sudah membekali diri
dengan kesabaran,
dengan sikap mental positif,
dengan segala kiat untuk lolos dari jebakan rasa sesal dan kesal
dengan segala benteng mental agar terjaga dari terpuruk dalam kubangan putus asa.
Tetapi begitu banyak justru kita tidak siap,
ketika pundi harta makin bertambah,
ketika jaringan kawan makin bertebaran,
ketika kemudahan pendanaan banyak ditawarkan,
ketika posisi makin menawan.
Kita tiba-tiba terjerembab dalam kebodohan perbuatan.
Kita tergelincir dalam "kelewatan" tindakan.

Maka usahawan harus siap ketika masa suka cita itu jadi bagian takdirnya

Ketika masih kecil dan sedikit kita begitu mudah untuk berbagi.
Ketika besar dan berlimpah,
antar kita tiba-tiba berubah saling bersiasat dan bertengkar.

Maka usahawan harus siap ketika masa suka cita itu jadi bagian takdirnya

Ketika masih mulai kita begitu berkomitmen,
tetapi ketika di tengah hingga akhir,
kita lalu menjadi penunda dan penggerutu.
Rasa maklum itu hilang.
Rasa pengertian sesama itu jadi tak ada.
Yang terlontar lebih sering tuduhan.

Maka usahawan harus siap ketika masa suka cita itu jadi bagian takdirnya

Ketika diawal yang sering terlintas adalah saya memahami,
ketika puncak itu telah tergapai …
susah banget untuk ngertiin.
Yang terucap selalu :
aneh… kenapa harus rugi…
kok gini aja nda bisa sih…
kurang apa saya, saya sudah begitu baik…

Maka usahawan harus siap ketika masa suka cita itu jadi bagian takdirnya