Usahawan Harus Siap Sukses


Setiap usahawan harus siap menderita… tentu! Dan itu perlu.
Tetapi setiap usahawan lebih harus siap untuk berhasil dan lalu suka cita. Dan itu lebih perlu.

Ketika menderita,
ketika usaha masih dalam perintisan dan menemui saat-saat penuh cobaan,
banyak dari usahawan sudah membekali diri
dengan kesabaran,
dengan sikap mental positif,
dengan segala kiat untuk lolos dari jebakan rasa sesal dan kesal
dengan segala benteng mental agar terjaga dari terpuruk dalam kubangan putus asa.
Tetapi begitu banyak justru kita tidak siap,
ketika pundi harta makin bertambah,
ketika jaringan kawan makin bertebaran,
ketika kemudahan pendanaan banyak ditawarkan,
ketika posisi makin menawan.
Kita tiba-tiba terjerembab dalam kebodohan perbuatan.
Kita tergelincir dalam "kelewatan" tindakan.

Maka usahawan harus siap ketika masa suka cita itu jadi bagian takdirnya

Ketika masih kecil dan sedikit kita begitu mudah untuk berbagi.
Ketika besar dan berlimpah,
antar kita tiba-tiba berubah saling bersiasat dan bertengkar.

Maka usahawan harus siap ketika masa suka cita itu jadi bagian takdirnya

Ketika masih mulai kita begitu berkomitmen,
tetapi ketika di tengah hingga akhir,
kita lalu menjadi penunda dan penggerutu.
Rasa maklum itu hilang.
Rasa pengertian sesama itu jadi tak ada.
Yang terlontar lebih sering tuduhan.

Maka usahawan harus siap ketika masa suka cita itu jadi bagian takdirnya

Ketika diawal yang sering terlintas adalah saya memahami,
ketika puncak itu telah tergapai …
susah banget untuk ngertiin.
Yang terucap selalu :
aneh… kenapa harus rugi…
kok gini aja nda bisa sih…
kurang apa saya, saya sudah begitu baik…

Maka usahawan harus siap ketika masa suka cita itu jadi bagian takdirnya

0 komentar: