Suami Suami Takut Allah


Dalam hidup dan bisnis, pasangan memberikan warna yang sangat menentukan agar langkah kita berterusan atau berkesudahan. Sukses atau gagal. Ada sejumlah permasalahan yang akrab kita temui dalam perjalanan hidup dan bisnis berkaitan dengan hubungan dengan pasangan hidup. Suami atau istri. Tidak semua orang bisa menyelesaikan masalahnya, mengingat keterbatasan pengetahuan dan teladan. Sayang, di tengah masyarakat kita, yang malah sering ditampilkan adalah teladan dan pengetahuan yang tidak mendidik. Misal tontonan sinetron Suami Suami Takut Istri itu. Untuk itulah tulisan itu dibuat, agar menjadi referensi lain dari informasi yang kita dapat. Agar dalam hidup dan bisnis kita mendapatkan oase pencerahan - walau secuil . Dengannya, menghadapi terpaan masalah berbisnis jadi lebih ringan, bisnis pun tetap berjalan. Judulnya sengaja berkebalikan dengan yang biasa kita dengar, judulnya suami - suami takut Allah. Bagaimana mereka bersikap dalam hidup dan bisnis ???

Suami - suami yang takut Allah itu antara lain adalah mereka yang :

1. Mereka sadar bahwa mereka bukan sedang mencari pasangan seideal malaikat. Dan menyadari dari awal bahwa pastilah akan ada kelemahannya. Justru kelemahan pasangan itulah soal-soal ujian hidup yang harus disikapinya sehingga lulus ujian dan naik kelas.
Kesadaran ini pastilah membuat proses memilih tidak lah rumit. Proses menjalani hidup rumah tangga pun tidak lah berat. Ketika pertentangan terjadi, perbedaan pendapat terjadi, bukannya menghindar lari, atau mencari kompensasi. Sadari saja "Yah saya memang tidak menikah dengan malaikat, so what dengan kekurangan dia" saya toh tetap bisa bernapas dan hidup. Menelan makan dan menenggak minum. So what dengan kesalahannya padaku. Saya terlalu besar deh di mata ALLAH sebagai hambaNya untuk menyerah pada cobaan segini saja.

2. Ketika ada godaan "rumput yang lain tampak lebih hijau", mereka menyadari bahwa mereka menikah dengan sekuntum bunga yang sangat mudah patah, segelas bening kaca yang mudah pecah ( bahasa kargo nya "Handling with care. Fragile !!"). Sementara tanggung jawabnya sebagai laki-laki dalam sumpah nikahnya adalah untuk melindungi. Melindungi yang tidak hanya fisik dan hartanya, tapi juga hati dan perasaannya. Sungguh akan terlukanya dia jika kejadian itu men'jadi' dan betapa ingkarnya kita dari tugas kita melindungi tersebut.

3. Ketika ada hembusan nafas selingkuh. Rekan kerja begitu menggoda. Konsumen begitu luar biasa, atau tetangga usaha begitu membuat terpana. Ada kesadaran bahwa kita menanggung beban rantai yang tidak boleh putus dalam membuat sejarah kebaikan dan kesucian. Dari keturunan atas kita. Jangan diawali kita sejarah kesucian itu terhenti.
Atau mungkin kita melihat ada dalam darah kita bakatnya, karena diatas kita pun - bapak, atau kakek - melakukannya. Tidak kah kita punya nyali untuk memutus nya di saat sejarah kita?? Sehingga sejarah baru bersemai di bawah kita. Karena kita lah sang pemula.
Mungkin karena wajah, sehingga dia begitu mempesona. Mungkin karena harta, dia jauh lebih dari kita - apalagi kita begitu butuh modal -, rasanya dia lah solusi singkat segalanya kita akan dapat. Mungkin karena logika, sehingga dia begitu luar biasa.
Yang perlu kita ingat pada saat-saat yang sangat tidak proposional itu adalah… pasangan kita punya tabungan budi jauh lebih banyak pada kita, yang dimulainya sejak kita susah, yang diberikannya apapun kondisi kita. Dia lah pasangan kita, orang yang paaaaling berjasa daripada wanita manapun di dunia ini, dan tidak sepantasnya kita membalas dengan tuba.
Dan dari doa-nya lah segala keberadaan kita dan pencapain kita sekarang dipanjatkan nya sebelumnya. Dari doa nya dan hanya dari doa nya.


Masih panjang lanjutannya… tapi ini dulu ya bro… sumpah ngantuuuk

0 komentar: