Lalu kesadaran itu muncul... bahwa dengan apa yang dikosentrasi-i-lah seorang itu diwarnai.
Ketika saya naik angkutan kota, ada kemudian seorang wanita tua naik, yang langsung dapat respon dari orang-orang semikrolet karena keanehannya. Ia seorang yang latah, menirukan segala ucapan dan gerakan. Ketidaklumrahan ini oleh seorang laki-laki langsung dimanfaatkan untuk... tanya "nomer". Astaghfirullah.
Dalam kesadaran saya begini : ... ketika orang pikirannya hanya judi nomeeer saja, dia akan begitu peka dan cepat menerjemahkan ato menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi dihadapannya sebagai perlambang nomer-nomer. Kebetulan disitu juga ada mbak-mbak yang lagi belajar bahasa Jepang. Dia nanggapi dengan dihubungkan ke bahasa Jepang yang sedang ditekuninya itu. Saya yakin kalo disitu ada psikolog dia tentu akan hubungkan kejadian ini dengan ilmu-ilmu psikologinya. Kalau seorang dokter juga tentu respon pertamanya menanggapi hal ini dirujukkan dengan ilmu-ilmu kedokterannya.. begitu seterusnya.
Kalau seorang hamba Allah?
Maka ia akan menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi dihadapannya kepada ALLAH.
Peristiwanya sama yaitu melihat orang latah. Dipikiran Pakar Nomer itu peluang dapat sandi gaib, di pikiran pakar bahasa lalu muncul tuiiing... ide belajar bahasa sebaiknya kayak orang latah, tiru aja semua kata, dipikiran orang psikolog sosiolog langsung menghitung berapa banyak ya orang latah disekitar kita... hal itu berarti ada penyakit sosial apa ya? Dimata produsen sinetron mungkin langsung kepikiran "wa orang ini boleh juga dijadikan figuran film saya yang berikut", dimata TDA yang pinter bisnis mungkin langsung ada ide mencipta + menjual mesin untuk mencegah latah - jadi modelnya alat yang langsung nabok mulut setiap kosakata tertentu terulang lebih dari 2x... wakakak. Hamba Allah dipikirannya mungkin begini : Allah itu hebat ya ndesain segala sesuatu, tidak ada cacat semisal latah begini, coba waktu dibikin latah...mengulang lagi mengulang lagi dong... iya kalo yang terulang diwaktu yang latah itu pas adegan terima order gede dan dapat untung gede, enak itu. Dunia ini begitu terjalin sempurna bebas dari kekurangan semisal latah tadi. Allahu Akbarnya pas ntar sholat jadi manteeeep banget, habis sudah terbukti sih.
Pakar Nomer itu dengan tiap peristiwa yang lewat dihadapannya semakin gila dan gila dan gila, sebaliknya seorang hamba hanya makin tunduk dan tunduk dan tunduk.
Dua akibat yang jauh... padahal awalnya dari sebab "Arah Menghadapnya Hati". Maka hati-hati terhadap arah perhatian hatimu, karena dengannya-lah engkau diwarnai.
Yang sedang berkarir godaannya adalah besar sekali untuk menghadapkan hati sepenuhnya pada pekerjaan hingga semua terkalahkan, termasuk keluarga dan Allah. Yang sudah mandiri apalagi kalo ndak godaan menghadapkan hati yang terlalu pada jebakan "profit dan brand".
Paling enak emang kalo menyadari bahwa tujuan kita datang didunia ini ya untuk jalan-jalan melihat kebesaran ALLAH terperagakan dalam kehidupan. Kalo sudah ngumpul yakinnya pasti bisa menapaki kelas ainul yakin ke haqqul yakin... lalu nanti seperti ikan salmon yang kembali ke sungai asalnya, ketika kita nanti kembali juga akan dengan tenang dan mantap seperti yang tertulis di Al Quran Surat Al Fajr : Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridho dan dirihoi. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-KU. Dan masuklah ke dalam syurga-KU.
Arah Hadapmu Menceritakan Hatimu
Diposting oleh Heru UTOMO 0 komentar
BossMU belum menjadi bossmu
Mengapa kita tiba-tiba
menjadi orang yang santun
dan tahu membalas budi
kepada mereka yang pernah setetes saja
melepas jasa pada kita...
hanya karena mereka kita anggap "lebih terhormat"
Sedang kepada ALLAH
yang telah mencurahkan lautan nikmat
kita selalu menjadi
patung-patung membisu
Mengapa hanya sekedar manusia
karena jabatannya,
karena terkenalnya,
karena kekuasaan strukturalnya
kita menjadi sungkan-isasi..
kita menjadi malu-malu dan tunduk tersipu...
kita menjadi bangga dan merasa megah...
jika bertemu dengannya,
jika mengenalnya,
jika bisa akrab dengannya,
lalu rela melayani
lalu rela mengorbankan
apa yang kita punya
dari waktu terbaik
dari pikiran terbaik
dari tenaga terbaik
berjuang meraih simpatinya
berusaha dicatat baik olehnya (padahal sering justru dia lupa mencatatnya)
sedang kepada ALLAH
Yang MAHA AGUNG
RAJA dari segala isi semesta
kita tidak rela
boring
keras dan kaku
untuk menyembah-NYA
bercengkrama denganNYA (tanpa terusik)
memburu simpatiNYA
Tuhan, Tunjukkan tempat dan jalan hidup
aku bisa menjadikanMu bossKu
=ini tulisanku dahulu kala ( th 1997 or 1998 ) yang kemudian menguatkanku untuk melangkah menuju mandiri dengan buka bisnis sendiri... daripada terjadi rebutan kapling di hatiku. Habis aku selalu gatel ingin menyenangkan yang diatasku sih... lalu kepikiran mending tidak ada orang diatasku.. langsung ALLAH saja... jadi nda perlu capek-capek bikin laporan.. merekayasa tingkah.. menyusun data.. kan nyita waktu tuh. Laporannya langsung BIG BOSS - ALLAH !!
Diposting oleh Heru UTOMO 0 komentar